KEBAIKAN
Catatan penerjemah:
"Kebaikan" yang dibahas di sini, seperti yang dijelaskan oleh Mgr. Glenn dalam artikel 1 di pertanyaan 5 ini, adalah "tujuan dari sebuah keinginan atau kecenderungan". Jadi "kebaikan" di sini bukan tentang moral dalam arti "baik hati". "Kebaikan" di sini lebih condong ke arah "ideal", sesuatu yang ingin dicapai.
Artikel 1
Sesuatu dikatakan baik sejauh ia dapat menjadi tujuan dari sebuah keinginan atau kecenderungan. Sesuatu disebut baik apabila ia memenuhi suatu nafsu atau kecenderungan. Nah, sesuatu dapat menjadi tujuan dari kecenderungan karena fakta bahwa ia ada, bahwa ia memiliki keberadaan. Maka dari itu, kebaikan dan keberadaan (being) pada hakikatnya adalah hal yang sama. Namun secara logis, yakni dalam cara pemahaman manusia, terdapat perbedaan antara kebaikan dan keberadaan; sebab kita bisa memikirkan tentang keberadaan tanpa menyadari bahwa keberadaan itu diinginkan atau baik. Oleh karena itu, antara kebaikan dan keberadaan tidak ada perbedaan nyata (seperti antara satu benda dan benda lain), tetapi ada perbedaan secara logis (yakni antara dua cara pandang mental yang berbeda terhadap hal yang sama).Artikel 2
Oleh karena itu, jelas bahwa ide kita tentang keberadaan lebih dahulu daripada ide kita tentang kebaikan; sebab kita menyadari keberadaan sesuatu terlebih dahulu sebelum kita menyadari bahwa keberadaan itu niscaya baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar