Kesempurnaan Allah
Artikel 1
Makhluk pertama harus ada secara mandiri, karena itu yang pertama; tidak ada yang ada sebelumnya dari mana keberadaan bisa diterima. Sekarang, keberadaan yang ada secara mandiri, atau aktualitas murni, ada karena keunggulan atau kesempurnaannya yang tak terbatas. Aktualitas murni berarti kesempurnaan mutlak. Oleh karena itu, Allah adalah kesempurnaan mutlak. Pertimbangkan poin ini dengan cara lain. Ada kesempurnaan dalam makhluk - keberadaan, kehidupan, pengetahuan, dll. Semua kesempurnaan ini telah diberikan kepada makhluk dan, pada awalnya, kesempurnaan ini diberikan oleh seseorang yang memiliki kesempurnaan tersebut untuk memberikannya; yaitu, Penyebab Pertama. Kesempurnaan-kesempurnaan ini harus ada dalam Penyebab Pertama dengan cara yang sesuai dengan aktualitas murninya; yaitu, kesempurnaan-kesempurnaan harus ada dalam Allah secara mutlak, sebagai identik dengan hakikat ilahi-Nya. Oleh karena itu, Allah adalah kesempurnaan yang murni atau mutlak.
Artikel 2
Karena kesempurnaan-kesempurnaan makhluk tidak dapat ada dalam Allah sebagai hal-hal aksidental [catatan penerjemah: aksiden adalah hal-hal di luar substansi yang memberi sifat/cirikhas kepada substansi]; seperti yang telah kita lihat, Allah tidak memiliki hal-hal aksidental. Mereka tidak dapat ada dalam Allah sebagai bagian, karena Allah adalah kesederhanaan yang murni dan tidak memiliki bagian. Kesempurnaan-kesempurnaan ini hanya dapat ada dalam Allah sebagai identik dengan hakikat-Nya. Inilah yang dimaksud oleh ahli teologi ketika mereka mengatakan bahwa kesempurnaan-kesempurnaan makhluk ada dalam Allah secara eminens.
Artikel 3
Makhluk-makhluk serupa dengan Allah secara analogi, sejauh makhluk-makhluk memiliki kesempurnaan dengan cara terbatas, sementara kesempurnaan ini ada dalam Allah secara tidak terbatas dan secara eminens sebagaimana diidentifikasi dengan hakikat-Nya yang sangat, keberadaan, dan substansi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar